Kamis, 14 Februari 2008

Pakistan Ujicoba Rudal Nuklir Jarak Pendek

Islamabad (ANTARA News) - Pakistan, Rabu, menembakkan rudal balistik berkemampuan nuklir jarak pendek dalam rangkaian latihan peluncuran ketiga dalam beberapa pekan terakhir, kata militer negara tersebut.

Pasukan tentara dari komando pertahanan strategis berhasil meluncurkan rudal Hatf III (Ghaznavi), yang berjangkauan 290 kilometer, kata pernyataan militer, sebagaimana dilaporkan AFP.Peluncuran tersebut disaksikan oleh pejabat Perdana Menteri Mohammedmian Soomro dan panglima militer Ashfaq Kayani. Namun pernyataan juga mengatakan bahwa rincian lebih lanjut akan diumumkan kemudian.

Pakistan dan India secara rutin melakukan ujicoba-ujicoba rudal sejak negara Asia Selatan bertetangga yang militernya berkemampuan nuklir itu saling melakukan ujicoba senjata nuklir pada Mei 1998.Meskipun demikian, dalam tahun 2004 mereka melancarkan proses perdamaian yang berjalan lamban yang bertujuan mengakhiri permusuhan yang telah berumur enam dasawarsa dan menyelesaikan sengketa mereka mengenai kawasan Kashmir, di kawasan Himalaya, yang menyebabkan kedua negara terlibat perang selama tiga tahun.

Pada Februari 2007 Pakistan dan India menandatangani satu kesepakatan untuk mengurangi resiko kecelakaan akibat senjata nuklir.

Kedua negara juga terikat perjanjian untuk saling memberitahu mengenai latihan ujicoba rudal, namun bukan peluncuran rudal. (*)

Jasad Pemberontak Timor Leste Disambut Ratusan Pendukung

Dili (ANTARA News) - Ratusan orang, Rabu, berkumpul di rumah pemberontak Timor Timur Alfredo Reinado, yang tewas dalam upaya pembunuhan atas presidennya awal pekan ini, saat jasadnya dibawa ke Dili dalam persiapan pemakaman.

Sekitar 500 orang anggota keluarga, teman dan pendukungnya dengan tenang memenuhi rumahnya, sementara puluhan polisi negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menjaga keamanan saat jasadnya tiba sesudah menjalani pembedahan di kamar mayat rumahsakit.

Pemakaman tersebut diperkirakan berlangsung pada Kamis.

Maria Luisa, salah satu tetangga Reinado, menyatakan sedih atas kematiannya.

"Ini terjadi akibat pemimpin menunda pembicaraan dengannya dan itu membuatnya tegang dan lepas kendali," kata wanita berusia 38 tahun tersebut.

Manuel, pengemudi, yang berhenti di rumah itu, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP, "Saya sangat prihatin baginya, Alfredo, yang berjuang untuk kebenaran dan keadilan. Saya sedih, tapi juga tidak menyetujui serangan atas rumah presiden."Reinado, mantan mayor polisi tentara, muncul sebagai tokoh kunci pada kerusuhan Mei 2006, yang menggoyahkan demokrasi muda itu dan memaksa penempatan penjaga perdamaian asing untuk memulihkan ketenangan.

Ia menjadi pemimpin mandiri dari sekitar dua lusin inti dari 600 tentara pemberontak, yang memicu kegentingan ketika membelot, menyatakan dibedakan, karena mereka berasal dari daerah barat.Ia ditangkap dan dipenjarakan dengan tuduhan memiliki senjata gelap, mencoba membunuh dan membangkang, namun lolos dari penjara dan bermain petak-umpet dengan pemerintah sampai Presiden Jose Ramos-Horta menghentikan pemburuan atasnya.

Perundingan putus-sambung di antara keduanya terjadi, tapi berhenti ketika anak buah Reinado menyerang kediaman presiden pada Senin.

Reinado ditembak tewas dan Ramos-Horta dihantam dua atau tiga peluru dalam bakutembak saat itu.Presiden itu menjalani tiga pembedahan di Australia, tempat ia dirawat, dan diperkirakan sembuh dan pulang dalam sekitar tiga pekan, kata dokter.Jaksa agung Timor Timur pada Rabu menyatakan akan menerbitkan surat perintah penahanan untuk 18 orang, yang diduga terlibat percobaan pembunuhan presiden dan perdana menteri negeri itu.


"Kami hari ini sampai pada kesimpulan untuk menerbitkan surat penahanan itu," kata Jaksa Agung Longinhos Monteiro kepada wartawan di Dili.Ketika menjawab pertanyaan mengenai seberapa kuat buktinya, ia menyatakan "99 persen", kemudian menambahkan, "Saya tidak mau menyebut nama mereka."Tentara Australia terus berdatangan di Dili pada Rabu untuk memperkuat pasukan asing penjaga perdamaian dan 1.600 polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka dikerahkan untuk menerapkan keadaan darurat menyusul serangan pada hari Senin tersebut.Jalan di Dili tetap tenang, walaupun penduduk setempat menyatakan suasana masih tegang.Perdana Menteri Timor Timur Xanana Gumao pada Senin mengumumkan keadaan darurat diberlakukan di seluruh negeri selama sedikit-dikitnya 48 jam setelah Ramos-Horta ditembak.Keadaan darurat itu mempertimbangkan jam larangan keluar rumah pada malam sejak pukul 20.00 waktu setempat (18.00 WIB), kata Gusmao.

Jam malam itu akan "mencabut hak bergerak bebas, yang berarti bahwa orang tidak dapat berkeliling dan setiap orang harus tetap tenang di rumah dari pukul 08.00 malam", kata Gusmao dalam pernyataan tertulisnya. (*)